19 Oktober 2010

5 Tips Trading

5 Tips Trading
tips

Selain “percaya analisa sendiri” yang merupakan modal dasar trader, mungkin Anda akan menemukan lima tips trading di bawah ini berguna. Ditulis dari pengalaman kami bertahun-tahun di pasar modal.
Pasar Selalu Benar

Jangan pernah berdebat dengan pasar karena pasar selalu benar. Pasar tidak peduli Anda sedang pegang saham apa dan berapa kerugian atau keuntungan Anda. Pasar berjalan dengan atau tanpa Anda. Dan sejago apapun Anda, Anda tidak akan bisa mengalahkan pasar. Tidak, tidak akan bisa. Kami serius.

Kesalahan klasik seorang trader, baik pemula maupun yang jago adalah mencoba terlalu keras memprediksi pasar. Pasar bergerak suka-sukanya sendiri. Tentu, trader punya peralatan untuk mengantisipasi kenaikan atau penurunan indeks dan saham tertentu, tapi itu semua bukan jaminan Anda akan benar. Kami saja setiap hari selalu membuat “kesalahan”, dan setiap kesalahan tersebut menghilangkan uang. Kita bisa saja menyesal, “Coba saya tidak beli saham itu kemarin/minggu lalu, pasti cuannya lebih besar.” Jangan. Saat Anda beli saham tersebut, Anda yakin akan naik. Kalau tidak, Anda tidak akan beli. Rajin-rajinlah cutloss. Seperti seorang kebun yang membersihkan hama dari tamannya, rajin-rajinlah bersihkan saham-saham yang memberatkan portfolio Anda. Dan ini membawa kita ke tips yang kedua…
Anda Tidak Bisa Selalu Menang, Tapi Anda Selalu Bisa Memaksimalkan Kemenangan Anda

Ngerti maksudnya? Biar kami ceritakan keadaan portfolio kami. Misalkan di dalam satu portfolio ada 10 saham dengan posisi kurang lebih 10% di satu saham. Apa yang terjadi? Apakah pengalaman dan keahlian teknikal bisa membuat 10 saham tersebut naik? Ternyata tidak. Selalu saja ini yang terjadi: ada dua tiga saham yang naik tinggi (lebih dari 10% dalam 2 hari), ada dua tiga saham yang naik sedang (2%-9%), ada tiga empat saham yang tidak berubah nilainya (naik 0%-2%), dan ada satu dua saham yang turun (5%-20%). Jadi tentu saja, sebagai seorang trader atau tukang kebun, kerjaan kami setiap hari adalah membersihkan (“cut loss”) satu dua saham pengganggu tersebut dan switching atau average up ke saham yang naik tinggi atau naik sedang, tergantung keadaan. Di portfolio nantinya akan terjadi rolling, dan semakin tinggi naiknya suatu saham, posisinya dalam portofolio menjadi lebih besar. Dana keluar dari yang merah masuk ke yang hijau. Demikianlah terus, sehingga kemenangan bisa dimaksimalkan dan kekalahan bisa diminimalkan, atau istilah populernya, “Cut losses short and let profit run.”

Kesalahan ini biasanya ada di trader pemula yang melakukan “average down” sehingga saham-saham beban bukannya dibuang, tapi malah menambah kerugian menjadi berlipat-lipat, dan ini membawa kita ke tips yang ketiga…
Turun Selalu Lebih Cepat dari Naik

Berapa lama Anda sudah berada di pasar modal? Kalau sudah ada tiga tahun, mungkin Anda sudah tahu, bahwa harga kalau turun selalu lebih cepat (dan lebih mudah) daripada naik, sehingga satu saham yang turun lebih besar persentasenya dari yang naik (bisa 10%-20% sehari), apalagi kalau Anda beli tepat di resistance. Kadang tanpa alasan yang jelas. Tapi itu kesalahan Anda, karena pasar selalu benar. Pasar tidak mengikuti kemauan Anda. Maka resiko perlu benar-benar Anda kontrol. Hal terbodoh adalah menambah modal di saham yang sedang turun, atau “nyangkut”. Ini merupakan spiral menurun menuju jurang kebangkrutan. Karena modal Anda tidak bisa dipakai mencari keuntungan, dan malah memakan keuntungan Anda. Tetapi, kenapa Anda bisa saja “terbeli” (kami juga sering) saham-saham yang setelah turun Anda anggap beresiko, karena ini…
Resiko Selalu Sebanding dengan Potensi Laba

Ada saham-saham dengan potensi laba terbatas dan naiknya pelan (0.5%-1% sehari), tapi hampir pasti. Ini makanan pokok Anda. Ada saham-saham yang terus break new high. Ini sasaran average up dan piramida Anda. Ada saham-saham yang sudah terkoreksi terlalu dalam dan mulai naik dengan support yang kelihatan kuat, dan high sebelumnya dua sampai lima kali lipat harganya sekarang. Ini buat ngiler, dan harus dijaga benar supportnya tersebut. “Sudah murah” bisa dengan cepat menjadi “murahan” atau malah “kertas toilet”. Kalau Anda average up saham “mahal” setiap breakout sebesar separuh dari modal awal, maka Anda punya jarak sangat lebar sebelum breakeven, dengan potensi keuntungan berlipat ganda. Sebaliknya, saham “murah” begitu tembus support maka potensi kerugiannya yang besar. Istilahnya adalah “High risk, high gain.” Resiko besar dengan potensi laba besar. Tidak bisa satu saja Anda ambil, tapi potensi laba dan resiko selalu bergandengan tangan.

Maka, Anda perlu membatasi posisi Anda dengan manajemen modal yang harus selalu ada setiap saat.
Saat Tidak Ada Lagi Yang Bisa Dianalisa, Duduk Diam!

Saat sudah tidak ada lagi high di atas saham Anda, indeks, atau apapun itu, cukup duduk diam saja. Jangan buru-buru profit taking, jual setengah, atau apapun itu karena bisa jadi Anda akan ketinggalan trend nantinya. Duduk diam, ikuti trend, pasang trailing stop, dan jangan buru-buru hitung profit Anda. Trend itu persisten. Trend itu kalau bertahan, bertahan lama. Jadi, ikuti trend saja.

Kami tutup dengan mengulang perkataan Jesse Livermore lagi:

“It was the change in my own attitude toward the game that was of supreme importance to me. It taught me, little by little, the essential difference between betting on fluctuations and anticipating inevitable advances and declines, between gambling and speculating. I think it was a long step forward in my trading education when I realized at last that when old Mr. Partridge kept on telling the other customers, “Well, you know this is a bull market!” he really meant to tell them that the big money was not in the individual fluctuations but in the main movements that is, not in reading the tape but in sizing up the entire market and its trend. And right here let me say one thing: After spending many years in Wall Street and after making and losing millions of dollars I want to tell you this: It never was my thinking that made the big money for me. It always was my sitting. Got that? My sitting tight! It is no trick at all to be right on the market. You always find lots of early bulls in bull markets and early bears in bear markets. I’ve known many men who were right at exactly the right time, and began buying or selling stocks when prices were at the very level which should show the greatest profit. And their experience invariably matched mine that is, they made no real money out of it. Men who can both be right and sit tight are uncommon. I found it one of the hardest things to learn. But it is only after a stock operator has firmly grasped this that he can make big money. It is literally true that millions come easier to a trader after he knows how to trade than hundreds did in the days of his ignorance.”

Bukan analisa saya yang membuat saya kaya. Tetapi selalu posisi duduk saya. Mengerti? Posisi duduk diam saya!

Tidak ada komentar: