15 April 2011

Kisah si A Long: Bocah Yatim Piatu yang Terkucilkan - WikiMu

Kisah si A Long: Bocah Yatim Piatu yang Terkucilkan - WikiMu

Kisah si A Long: Bocah Yatim Piatu yang Terkucilkan

Senin, 04-04-2011 13:54:24 oleh: Yulius Haflan
Kanal: Gaya Hidup

Tadi pagi pas berangkat kerja bareng istri naek kereta, istri saya sempat-sempatin beli Tabloid Nyata. Sumpah! Istri gua yang beli, bukan saya! Kalo ada yang nuduh saya suka baca tabloid gosipan, itu FITNAH! Kalo toh akhirnya saya baca tabloidnya, ya gua penasaran aja (skalian pengen tau gosip Raul Lemos -LO? Hehehe..-). Okeh, saya ngaku sempat baca-baca Tabloid Nyata yang edisi terbaru dan ternyata isinya oke punya. Tapi ada satu kisah yang sempat bikin mata saya berkaca-kaca.

Ada satu kisah yang saya baca & sangat menyentuh hati kecil saya. Saya baca kisah seorang anak pengidap HIV yang hidup sebatang kara di kaki gunung di daerah Guangxi, China. Kedua orang tuanya udah meninggal akibat digerogoti AIDS. Yang bikin gua miris, orang-orang di kampungnya mengucilkan anak itu, sehingga si A Long (nama anak itu) harus melakukan segala sesuatunya SENDIRI. Mulai dari bangun tidur, mencuci pakaian, memberi makan ayam, anjing, hingga belajar dikerjakan sendiri. Malah si A Long belajar membaca sendiri!

Si Tegar A Long

Satu-satunya yang menemani A Long hanyalah seekor anjing hitam yang bernama Lao Hei. Yah, si anjing memang najis, tapi jauh lebih bermartabat daripada orang-orang desanya yang tega mengucilkannya. Mereka takut kalo keberadaan si A Long bikin desanya tertular wabah AIDS. Satu-satunya sanak keluarga yang dimiliki oleh A Long adalah neneknya. Kadang si nenek datang ke lokasi A Long dikucilkan untuk berkunjung. Kalo sudah begitu, si A Long untuk beberapa saat terbebas dari pekerjaannya sehari-hari dan bebas bermain-main dengan anjing kesayangannya. Itu pun si nenek gak datang tiap hari. Patut disayangkan kalo si A Long tidak tinggal bersama neneknya, bisa jadi si nenek agak takut tertular virus HIV.

Kamar Si A Long yang sederhana banget :(

Meski di desanya punya klinik, tapi klinik tersebut kadang dokternya gak mau mengobati si A Long. Dulu si A Long sempat kena luka bakar. Dokter kliniknya gak berani mengobatinya. Akhirnya hanya diolesi sendiri oleh A Long pake salep antiseptik. Soal sekolah, pernah si A Long dimasukkan ke sekolah dasar di desanya selama 1 semester. Tapi karena para wali murid keberatan atas keberadaan si A Long dan HIV-nya, akhirnya pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak.

A Long lagi asyik bermain

Yang bikin gua terenyuh adalah ketegaran si A Long. Dia begitu tegar menjalani hidup yang sangat keras untuk anak seumurannya. Mungkin baginya, kehadiran si Lao Hei dan orang-orang baik yang kadang datang mengunjunginya sudah cukup membuatnya bahagia. Makannya pun dia masak sendiri, kadang hanya ditemani oleh nasi dan sayur tanpa garam dan minyak. Bagi A Long, itu sudah cukup. Apalagi dapat kiriman mie dan buah-buahan. Semuanya ia sukuri dengan sepenuh hati.

Anjing Kesayangannya si A Long

Sedang metikin sayuran buat dimasak sendiri

manggul kayu bakar :(

Ini neneknya

lagi belajar

Santap makan yang sangat sederhana :(

Mungkin di Indonesia anak semacam A Long juga ada, malah cukup banyak jangan-jangan. Tapi bagi saya, kisah si A Long sudah cukup membuat hati saya bergetar. Saya berharap semoga A Long segera mendapat penanganan yang semestinya. Dan saya berharap gak perlu ada lagi A Long- A Long yang lain di muka bumi ini.

Images credit: http://www.chinasmack.com/2010/stories/guangxi-chinese-aids-orphan-a-long.html

*Tulisan ini diambil dari posting blog saya di http://pnsgila.wordpress.com/2011/04/04/kisah-si-a-long-bocah-yatim-piatu-yang-terkucilkan/



Sumber: Tabloid Nyata edisi 2074 April 2011

Tidak ada komentar: