01 Februari 2008

INFORMASI DAN PERMINTAAN PASAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia saat ini makin berlomba dalam menyediakan layanan dan produk yang dibutuhkan oleh konsumen dalam usaha mereka untuk memimpin pangsa pasar. Mereka menyadari bahwa telah terjadi pergeseran dalam dunia pemasaran saat ini, dari pemasaran lokal ke nasional lalu ke global, dari kebutuhan konsumen ke keinginan konsumen. Keanekaragaman produk dan layanan ini menyebabkan makin selektifnya konsumen dalam memilih keinginan mereka. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan tersebut untuk dapat meramal tanggapan konsumen. Di sinilah dibutuhkan informasi yang cepat dan akurat mengenai keinginan, preferensi (kelebih-sukaan) dan perilaku konsumen/pelanggan.
Telkomsel yang saat ini merupakan market leader operator selular di Indonesia, dengan penguasaan pasar lebih dari 55% dengan total pelanggan mencapai lebih dari 34 juta pelanggan terus melakukan inovasi demi memenuhi keinginan pelanggannya. Inovasi-inovasi ini tercipta tentunya dari sistem informasi pemasaran yang dilakukan oleh Telkomsel tersebut.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas empat domain sistem informasi pemasaran dan juga bagaimana mengukur permintaan pasar pada sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia yaitu PT. Telkomsel.
Ke empat domain sistem informasi pemasaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sistem pencatatan internal
2. Sistem intelijen pemasaran
3. Sistem riset pemasaran
4. Sistem pendukung keputusan pemasaran

1.3. Profil Perusahaan

PT. Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia dengan layanan pasca bayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT. Telkom (51%) dan PT. Indosat (49%). Kemudian pada Nopember 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan pra bayar GSM. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (pra bayar), KartuAS (pra bayar), serta KartuHALO (pasca bayar). Pada September 2006, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia yang menyediakan layanan 3G.
Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Singapura.
Telkomsel yang mengklaim dirinya sebagai pemimpin pasar sekaligus inovator dalam industri seluler di Indonesia, tentunya telah melakukan riset pemasaran yang mendalam sehingga mampu memandu industri seluler di Indonesia . Dengan berbagai industri yang mereka buat, Telkomsel mampu mendobrak pasar melalui kartu pra bayar isi ulang pertama di Indonesia dan Asia (1997), mobile banking (1999), solusi penyediaan kapasitas di daerah hi-traffic dengan teknologi Dual Band (2001), memandu memasuki era multimedia melalui penggelaran jaringan GPRS dan layanan MMS secara serempak di banyak kota (2002), dan memperkenalkan teknologi WiFi di Indonesia tahun 2003.
BAB II
SISTEM INFORMASI PEMASARAN

2.1. Sistem Pencatatan Internal

Domain Sistem Pencatatan Internal ini meliputi informasi siklus pesanan ke pembayaran dan sistem pelaporan penjualan.
Salah satu hal penting dari sistem pencatatan internal ini adalah tersedianya basis data mengenai pelanggan, produk, tenaga penjual dan lain-lain yang kemudian diolah sehingga menghasilkan gudang data yang akurat yang setiap saat dibutuhkan oleh para manajer dalam pengambilan keputusan.
Telkomsel dapat memperoleh data pelanggannya salah satunya adalah dari hasil registrasi untuk pengguna kartu pra bayar (kartuAS dan kartu simPATI) maupun kartu pasca bayar (karuHALO). Melalui hasil registrasi ini, Telkomsel akan mengetahui nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, agama dan hobby para pelanggannya. Selain itu untuk tetap menjaga hubungan dengan para pelanggan, Telkomsel membentuk komunitas-komunitas khusus. Untuk pengguna kartuAS, Telkomsel telah menyediakan suatu komunitas yang disebut sebagai Gen’Asik dan simPATIzone untuk pengguna kartu simPATI. Melalui komunitas ini, pelanggan Telkomsel akan dikirimkan SMS up date mengenai info-info terbaru dari Telkomsel yang meliputi, produk/ fitur, program penjualan maupun event-event spesial yang diperuntukkan bagi para anggota yang disesuaikan dengan hobby dan minat mereka.
Sebagai contoh, pelanggan Telkomsel yang menggunakan kartu simPATI dan tergabung dalam komunitas simPATIzone akan diberikan kemudahan dalam mengganti kartu simPATI mereka yang mengalami kerusakan atau hilang dengan nomor yang sama ditambah diskon sebesar 50%. Berbagai hadiah menarik juga ditawarkan kepada para pengguna kartu simPATI ini, mulai dari pulsa simPATI gratis, gadget terbaru, paket liburan hingga mobil. Hal ini merupakan salah satu upaya Telkomsel dalam mempertahankan pelanggan mereka agar tidak beralih ke operator seluler lainnya.

2.2. Sistem Intelijen Pemasaran
Sistem Intelijen Pemasaran merupakan serangkaian prosedur dan sumber yang digunakan oleh para manajer untuk memperoleh informasi harian tentang perkembangan lingkungan pemasaran. Para manajer pemasaran mendapatkan intelijen pemasaran (marketing intelligence) dari membaca buku, surat kabar dan publikasi perdagangan, berbicara dengan para pelanggan, pemasok dan distributor, serta bertemu dengan para manajer perusahaan lain.
Beberapa langkah telah dilakukan oleh Telkomsel dalam memperbaiki mutu intelijen pemasaran mereka. Telkomsel dapat mengetahui produk-produk mereka yang mana saja yang diminati oleh masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh salah satunya dari kantor pelayanan Telkomsel yang dikenal dengan nama Graha Pari Sraya (GraPARI) atau para distributornya. yang tersebar di Indonesia. Untuk produk kartuAS misalnya yang ditawarkan dalam beberapa tingkatan harga mulai dari yang terendah Rp. 5.000,- sampai dengan yang berharga Rp. 100.000,-. Melalui GraPARI dan distributornya, Telkomsel dapat mengetahui segmen pasar dari kartuAS dengan harga Rp. 50.000,- ke bawah, yang ternyata kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Dengan harga yang mudah dijangkau oleh pelajar dan mahasiswa yang sebagian besar masih disubsidi oleh orang tua, kartuAS menjadi salah satu pilihan mereka.
Selain itu, Telkomsel juga dapat mengumpulkan intelijen persaingan (informasi penting di bidang persaingan). Informasi ini dapat diperoleh dari para dealer / distributor yang selain menjual produk Telkomsel, mungkin juga menjual produk dari pesaing. Informasi ini juga dapat diperoleh dengan melihat iklan para pesaing yang gencar ditayangkan di media massa. Para dealer / distributor ini dapat menginformasikan bahwa selain kartuAS, para pelajar dan mahasiswa juga banyak memilih kartu Jempol dan Bebas dari PT. Excelcomindo Pratama (XL), karena pasaing Telkomsel ini juga menawarkan produk-produk dengan harga ekonomis. XL dengan promo Bebas-nya menawarkan promosi ”Ngobrol Pake Bebas Rp. 10,-/detik 24 Jam Sehari Non Stop” atau untuk kalangan pelajar / mahasiswa yang lebih banyak menggunakan fasilitas SMS, XL menyediakan program SMS dengan biaya hanya Rp. 45,- ditambah lagi dengan bonus pulsa Rp. 40.000,- plus 25 SMS gratis. Bandingkan dengan biaya SMS dari kartuAS yang dikenakan sebesar Rp. 99,-. Lebih dari setengah harga yang ditawarkan oleh XL.


2.3. Sistem Riset Pemasaran

Melalui sistem riset pemasaran memungkinkan perancangan, pengumpulan, analisis serta pelaporan data dan temuan secara sistematis yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Telkomsel dapat melakukan riset pemasaran salah satunya adalah dengan mengkaji situs web para pesaingnya. Apa saja program yang para pesaing sedang luncurkan, segmen pasar mana saja yang telah mereka raih atau belum mereka sentuh sama sekali. Telkomsel dapat mengisi ceruk pasar dari segmen pelanggan yang tersia-siakan ini.
Setelah mendapatkan ide mengenai produk atau layanan yang akan diluncurkan (misalnya saat launching layanan MMS di tahun 2002), periset pemasaran Telkomsel akan menganalisa kembali, apakah terobosan baru tersebut akan dapat diterima oleh pasar dan seberapa besar cost yang harus dikeluarkan oleh Telkomsel dalam penawaran layanan tersebut. Apakah Telkomsel mampu meraup laba melalui layanan MMS tersebut? Seberapa cepat Telkomsel akan mencapai titik impas atas biaya yang mereka keluarkan tersebut. Selanjutnya bagian riset pemasaran juga harus mampu memperkirakan seberapa cepat perusahaan operator seluler lainnya akan mampu menirunya. Akan sia-sialah riset yang dilakukan selama ini dengan cost yang tidak sedikit pula jika ternyata dalam waktu yang singkat pula, pesaing Telkomsel juga mampu memberikan layanan serupa dengan harga yang jauh di bawah harga yang diberikan Telkomsel. Hal ini tentu mengakibatkan calon pelanggan yang akan menggunakan layanan MMS lebih memilih layanan dari pesaing tersebut, dan yang lebih fatal lagi jika para pengguna MMS Telkomsel juga beralih ke pesaing Telkomsel tersebut, karena setelah membandingkan, ternyata layanan MMS dari operator lainnya selain harga yang lebih murah, juga foto, gambar dan suara yang diterima jauh lebih jelas dan jernih.
Telkomsel dapat memperkenalkan layanan MMS tersebut dalam wilayah tertentu dulu, misalnya wilayah Jakarta dengan menetapkan tarif MMS sekian rupiah misalnya. Jika ternyata sambutan masyarakat Jakarta cukup antusias dengan layanan tersebut, barulah Telkomsel melempar layanan baru mereka tersebut ke seluruh wilayah Indonesia.

2.4. Sistem Pendukung Keputusan Pemasaran

Sistem pendukung keputusan pemasaran (marketing decision support system, MDDS) adalah pengumpulan data, sistem, peralatan dan teknik yang terkoordinasi dan yang didukung oleh perangkat lunak dan perangkat keras, yang dimanfaatkan organisasi tertentu untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi relevan yang diperoleh dari bisnis dan lingkungan serta mengubahnya menjadi dasar bagi tindakan pemasaran.
Beberapa peralatan kuantitatif yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan pemasaran adalah regresi berganda, analisis diskriminan, analisis faktor, analisis cluster, analisis conjoint.
Salah satu contoh analisis yang digunakan adalah analisis cluster, di mana Telkomsel dapat mengelompokkan kota pelanggannya menjadi beberapa kelompok kota yang serupa. Misalnya pelanggan di kota Padang, Medan, Pekanbaru dan kota-kota lainnya di Sumatera dikelompokkan menjadi satu. Atau pelanggan Bandung dan Jakarta dikelompokkan menjadi kelompok di wilayah Jabotabek. Hal ini dilakukan mengingat karakteristik pelanggan di tiap daerah mungkin berbeda antara satu kota dengan kota lainnya. Karakteristik pelanggan yang berbeda juga akan membedakan sistem penjualan produk Telkomsel antara satu kota dengan kota lainnya.

BAB III
PERMINTAAN PASAR

Permintaan pasar suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan menurut definisi tertentu di wilayah geografis tertentu pada periode waktu tertentu di lingkungan pemasaran tertentu dengan program pemasaran tertentu.
Perusahaan harus dapat mengetahui pasar mana yang akan diukur. Ukuran pasar bergantung pada jumlah pembeli yang mungkin ada atas tawaran pasar tertentu. PT. Telkomsel melakukan Pengukuran permintaan pasar dengan memperhatikan :
· Pasar yang tersedia, yaitu konsumen yang mempunyai minat, pendapatan dan akses terhadap penawaran pasar tertentu.
Contoh : dengan dikeluarkannya produk kartu As, Pasar Tersedianya yakni seluruh konsumen yang mempunyai handphone
· Pasar Sasaran (terlayani) : bagian dari pasar tersedia yang memenuhi syarat yang telah diputuskan oleh perusahaan untuk dimasuki.
· Pasar tertembus, yaitu sekumpulan konsumen yang telah membeli produk perusahaan.
Pengukuran pasar ini nerupakan perabgkat yang berguna untuk perencanaan pasar.
Contoh pengukuran pasar : PT. Telkomsel dengan produk kartu As-nya, Pasar Tersedianya yakni seluruh konsumen yang mempunyai handphone, Pasar Sasarannya adalah seluruh pengguna HP diwilayah jaringan dimana kartu As dapat beroperasi dan tersedia. Pasar tertembusnya adalah seluruh konsumen yang telah membeli kartu As tersebut.
Dengan pengukuran tersebut perusahaan dapat meramal seberapa banyak penjualan kartu As yang dapat dijual, sehinggah meminimalkan terjadinya resiko perusahaan akan menanggung beban kelebihan kapasitas persediaan atau persediaan barang tidak memadai.
Perusahaan dapat mengukur permintaan terkini dengan menentukan :
Potensi Pasar Total, yaitu : penjualan maksimal yang mungkin tersedia bagi seluruh perusahaan pada industri tertentu pada peride tertentu
Potensi Pasar wilayah, yaitu pengalokasian anggaran pemasaran keberbagai wilayah secara optimal
Penjualan industri & Pangsa Pasar, yaitu dengan mengidentifikasi para pesaing dan mengestimasi penjualan mereka
Selain mengukur permintaan terkini, perusahaan dapat pula mengestimasi permintaan yang akan datang dengan melakukan :
Survey maksud pembeli, dengan meramal untuk mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan pembeli dalam kondisi tertentu
Gabungan pendapat tenaga penjual
Meminta pendapat pakar
Menganalisa penjualan masa lalu
Metode uji pasar


BAB IV
PENUTUP

Mengumpulkan Sistem Informasi dan mengukur permintaan pasar oleh perusahaan saat ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan karena makin luasnya informasi yang tiap saat dapat berubah, begitupun permintaan pasar yang setiap saat dapat berubah. Ini dilakukan oleh perusahaan agar mereka dapat terus bersaing, eksis dan berkembang dalam era informasi dan persaingan pasar global sekarang ini.


====================== oooooooo ===================


Daftar Pustaka
Philip Kottler, “Manajemen Pemasaran”, PT Indeks Grup Gramedia, Jakarta, 2005
“Mengukur permintaan pasar”, Kompas, Jakarta, 2006
“PT Telkomsel meluncurkan layanan 3G” Buletin PT Telkomsel, 2005
www.Telkomsel.com
www.BisnisIndonesia.com
www.okezone.com
www.fajar.com

Tidak ada komentar: